JEMBER - Gelar partisipasi publik untuk kesejahteraan perempuan dan anak (Puspa) berlangsung di Atrium Hall Lippo Plaza Jember, Selasa (30/11/2021).
Menurut Ketua Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak Jember, Rizki Nur Aini menyampaikan kasus kekerasan pada perempuan dan anak meningkat pada 2021. Namun keberanian korban untuk melapor masih rendah.
Aini menambahkan, hal tersebut dikarenakan masih rendahnya kepedulian masyarakat terhadap kekerasan pada perempuan dan anak.
“Mayoritas dianggap tabu untuk mengungkapkan kekerasan tersebut sehingga kaum perempuan enggan untuk melapor, ” kata Aini.
Dia mendorong supaya perempuan tidak ragu untuk melapor apabila mengalami kekerasan. Di samping itu juga, dukungan publik sangat berperan dalam kasus ini.
Partisipasi publik difokuskan pada three ends yakni stop kekerasan pada perempuan dan anak, stop perdagangan orang dan stop kesenjangan ekonomi pada perempuan.
“Penghapusan terhadap kekerasan pada perempuan dan anak adalah tanggung jawab semua pihak, bukan kepolisian saja. Masyarakat harus menyadari bahwa ada sanksi tegas terhadap itu semua, ” tambahnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Jember, Dra. Hj. Kasih Fajarini menambahkan, masyarakat juga harus terlibat aktif terhadap pencegahan pernikahan usia.
Menurutnya pernikahan dini adalah penyebab awal berbagai permasalahan dalam keluarga, mulai dari tingkat kedewasaan dalam menyikapi setiap masalah dalam keluarga, masalah ekonomi hingga bisa berakibat pada kematian anak.
“Jadi kalau belum cukup jangan dinikahkan, harus benar-benar siap, ” pesan Fajarini.
Dia akan terus untuk Jember.
“Forum juga harus ikut menyosialisaikan bahayanya pernikahan usia dini, demi menciptakan kesejahteraan keluarga, ” tandasnya. (*).